Belajar Tauhid
2.87K subscribers
458 photos
30 videos
290 files
1.42K links
Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi yang ada bermanfaat bagi kita semua.
.
Link e-Book & e-Paper Belajar Tauhid: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid
.
Salam 'alaikum
Download Telegram
*Dan cahaya itu pun kembali...*

📌 Seorang pria mendatangi kami di Kantor Urusan Agama Rumah Sakit Raja Abdul Aziz di Tabuk. Kegelisahan tengah merajut awan hitam di wajahnya. Pada saat itu, kami berusaha keras mencari secercah senyuman di wajahnya. *Dia menyampaikan kepada kami bahwa anaknya tengah tertidur di lantai atas. Dia telah mengalami kecelakaan sehingga hilanglah penglihatannya!!*

📌 Mendengar hal itu kami begitu terkejut...bagaimana pula dengan keterkejutan yang dialami hati bapak ini?

📌 Dia berkata dengan harap, _“Saya ingin salah seorang di antara kalian pergi bersamaku untuk meruqyahnya. Semoga Allah berkenan menyembuhkannya...”_

📌 Rekanku pun segera bersiap dan pergi mengikuti beliau. Dan setelah sejam berlalu, rekanku kembali dan menginformasikan bahwa dia telah meruqyah anak tersebut. Setelah selesai meruqyah, dia berbincang dengan sang ayah, memberikan motivasi untuk bersabar, dan memberitahukan sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi,

داووا مرضاكم بالصدقة

_“Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kamu dengan bersedekah.”_*

📌 Rekanku menyampaikan bahwa sang ayah mengeluarkan 500 riyal dari sakunya dan berkata kepadanya agar uang tersebut disedekahkan dengan niat untuk kesembuhan anaknya...

📌 Setelah dua hari berlalu...sang ayah menemui kami dengan raut wajah yang berbeda. Dia meminta rekanku untuk menemaninya...

📌 Dan setelah setengah jam rekanku kembali dengan wajah yang gembira. Dia berkata, _“Saya membawa kabar gembira untukmu.”_

📌 Rekanku memberitahukan bahwa dia melihat sesuatu dari cahaya yang ada di kamar sang anak! Dia mengatakan bahwa tadi sang ayah memberikannya uang sejumlah 1.000 riyal untuk disedekahkan. Saat itu adalah akhir pekan, di hari Sabtu, rekanku bercerita bahwa sang ayah mendatanginya dan mengajaknya ke kamar sang anak. Dan saya tidak percaya ketika rekanku memberitahukan bahwa anak itu telah kembali melihat seperti sedia kala!! Penglihatannya telah kembali dan kembali menyaksikan kehidupan...

📌 Siapakah yang menyembuhkannya? Siapakah yang menetapkan kehidupan bagi kedua penglihatannya? Siapakah yang mengembalikan cahaya kepada kedua matanya?

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

_“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" maka terjadilah ia.”_ [Yasin: 82].

📌 Mahasuci Allah, Dia berfirman pada penglihatannya, “Kembalilah”, maka kembalilah ia!

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/560
*Kembalilah kepada-Nya...*

📌 Tak ada yang diinginkan-Nya selain engkau kembali kepada-Nya...tak ada yang lain selain engkau mencari jalan yang mengantarkan kepada-Nya...

📌 Kembalilah kepada-Nya dengan rasa ridha; kembalilah kepada-Nya dengan bersujud; kembalilah kepada-Nya dengan bertaubat; kembalilah kepada-Nya dengan beristighfar; kembalilah kepada-Nya dengan bersedekah; kembalilah kepada-Nya dengan mengakui dosa-dosamu...

📌 Ketuk pintu-Nya...kemudian nantikanlah kesembuhan dari-Nya...

📌 Tak satu pun rumah sakit di dunia ini yang mampu menyembuhkanmu jika Allah tidak mengizinkan...

📌 Tak satu pun dokter di alam ini yang mampu mendiagnosa penyakitmu kecuali atas kehendak Allah...

*Ada sebuah cerita...*

📌 Seorang hartawan mengalami gagal ginjal. Dia dan anak-anaknya memutuskan pergi ke Mesir untuk melakukan transplantasi ginjal...

📌 Anak-anaknya telah menjalin kesepakatan dengan keluarga seorang anak perempuan yang akan mendonorkan ginjalnya demi uang sebesar 100.000 riyal.

📌 Di pagi hari semua pihak telah berada di rumah sakit. Sesaat sebelum operasi dimulai, orang itu meminta untuk bertemu dengan anak perempuan yang telah setuju menjual ginjal kepadanya. Anak itu masuk ke dalam kamar dan menemuinya dengan malu.

📌 Orang itu bertanya, _“Apakah yang mendorongmu untuk menjual ginjalmu kepada lelaki renta seperti diriku?”_

📌 Anak perempuan itu menjawab, _“Karena aku butuh! Keluargaku fakir.dan kakak perempuanku tengah menjalani kuliah di universitas. Saya berkewajiban melakukan sesuatu untuk membantu mereka!!”_

📌 Jawaban anak itu seakan-akan menampar wajah orang itu dan membangunkannya dari tidur! Dia lupa akan sirkulasi abnormal dari darah kotor di dalam tubuhnya.

📌 Dia bertanya-tanya pada diri sendiri, _“Apakah dapat dinalar seseorang tidak butuh pada salah satu organ tubuhnya, tidak butuh pada salah satu bagian kehidupannya, dikorbankan agar bisa makan, dijual agar bisa hidup?”_

📌 Orang itu segera memanggil anak-anaknya. Ketika mereka semua berkumpul menemuinya, orang itu memerintahkan agar mereka kembali membawa dirinya ke Arab Saudi, dia tidak berpikiran lagi untuk melakukan transplantasi itu!! Dan orang itu memberitahukan kepada mereka agar uang sebesar 100.000 riyal tetap diberikan kepada anak perempuan tadi sebagai sedekah...jangan mengurangi sepeser riyal pun dari uang tersebut! Dan setelah melewati pertengkaran dan perbincangan yang alot...akhirnya anak-anak orang itu bisa menerima keputusan sang ayah.

📌 Setelah kembali ke Arab Saudi, orang itu pun kembali ke ruah sakit seperti biasa untuk melakukan cuci darah. Dan ketika melakukan pemeriksaan rutin, dengan rasa takjub, para dokter mendeteksi bahwa ginjal orang itu kembali bekerja dengan normal!

📌 Demikianlah...kekuasaan Sang Raja Diraja untuk menyembuhkan... penyembuhan-Nya terkadang tidaklah membutuhkan pisau bedah. Sesungguhnya Dia, Sang Raja yang melihat dari kerajaan-Nya yang tinggi, kemudian menyembuhkan mereka yang sakit; membahagiakan mereka yang kesusahan; mengembalikan mereka yang pergi dari keluarganya; memulihkan mereka yang terluka...

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/562
*Perhatikan...*

Inilah bapak para nabi, Ibrahim ‘alaihi as-salam, yang datang menghadap Rabb-nya dengan membawa hati yang selamat _(qalbun salim)._ Selamat dari berbagai noda kesyirikan yang terkadang menyerang hati yang lemah iman. Beliau ‘alaihi as-salam mengucapkan perkataan yang dapat dijadikan pelajaran bagi orang yang beriman bahwa tak ada yang patut dijadikan sandaran kecuali hanya Allah, al-Hayyu, Dzat yang tidak akan pernah mati. Beliau mengatakan sebuah perkataan yang diabadikan dalam al-Quran,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

_“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku.”_ [As Syu’araa: 80].

Dia-lah semata, tak ada selain-Nya yang menyembuhkanku.

Perhatikan...

Pada dasarnya engkau tidak butuh pada selain-Nya jika Dia ingin menyembuhkanmu. Dan yang lain itu pun tak akan mampu memberi manfaat kepadamu jika hal itu tidak diinginkan-Nya!

Penyakit cacar telah menggerogoti tubuh Ayyub ‘alaihi as-salam. Keluarga meninggalkannya. Habis pulalah hartanya. Orang terdekat yang paling optimis pun telah pupus harapan akan kesembuhannya. Meski demikian, Ayyub ‘alaihi as-salam tetap bersabar dan berharap pahala!
Sementara dia menundukkan kepala, terus memohon pada Sang Pelindung, komplikasi penyakit semakin mengganas di dalam tubuhnya. Dan setelah ujian itu dialami bertahun-tahun, terucaplah dari kedua bibirnya do’a yang menyentuh, do’a yang dipanjatkan ketika dia menunduk dengan penuh perendahan diri di hadapan Rabb-nya, do’a yang penuh dengan keyakinan, di mana dia mengucapkan,

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

_“(Ya Rabb-ku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Rabb Yang MahaPenyayang dari semua yang penyayang.”_ [al-Anbiya: 83].

Dan pintu-pintu langit pun terbuka mencurahkan rahmat...

Ketetapan yang agung pun turun dari langit ketujuh demi membebaskan kesulitan yang dialami oleh Ayyub ‘alahi as-salam...

Sakit yang dialami selama bertahun-tahun dalam sekejap, berganti dengan kesembuhan...karena itu...

Kenapa engkau pergi kepada selain-Nya?

Kenapa engkau berlindung kepada selain-Nya?

Kenapa engkau bersandar dan yakin pada mereka yang bergerak di sekelilingmu, yang kelak juga akan mati, sementara engkau melupakan asy-Syaafi, al-Hayyu, Dzat yang takkan perah mati?

Siapa yang telah memperdayaimu bahwa kesembuhan datang dari jalan selain-Nya?

Betapa cepat kehidupan ini melenakanmu, sedang engkau lupa pada Dzat yang telah mengeluarkanmu dari perut ibumu. Dia pula yang menciptakan rezeki yang baik berupa nutrisi ASI. Yang mengajarkanmu di di saat bayi untuk menggerakkan kedua bibir agar bisa menyusu pada ibumu?

Lupakah engkau pada Dzat yang telah menjadikan rasa sayang pada diri wanita yang menjadi ibumu agar dapat melindungi dan merawatmu?

Begitu cepatkah engkau melupakan-Nya?

Atau apakah memang demikian anggapanmu selama ini, bahwa engkau tidak membutuhkan-Nya?

Dia-lah Allah, Dzat yang Mahasuci, dengan sakit itu dia berusaha untuk mengingatkan dirimu, seolah-olah hendak berpesan di saat engkau terbaring lemah, _“Kembalilah kepadaku. Sebagaimana Aku telah menciptakanmu dari ketiadaan. Aku-lah semata yang mampu mengangkat penyakit itu dari tubuhmu!”_

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/598
*Ridha*

Boleh jadi, tanpa engkau menyangka, obat itu lebih dekat dengan dirimu!

Inilah Ayyub ‘alaihi as-salam yang diperintahkan untuk menghantamkan kakinya ke bumi, sehingga keluarlah air yang sejuk untuk dipergunakan mandi dan minum.

Obat itu begitu dekat dengan dirinya, hanya kehendak Allah semata yang menghalangi hingga sebab-sebab datangnya penyembuhan tersempurnakan. Ketika Allah telah berkehendak, Ayyub ‘alaihi as-salam pun mengetahui di mana letak obat itu berada dan obat itu pun memberikan pengaruh yang efektif dengan seizin Allah.

Engkau tidak perlu pergi ke Washington, Paris, atau Cina. Insya Allah obatmu dekat. Cukup engkau hantarkan hatimu ke kota ar-Ridha.


دواؤك فيك وما تُبصر
وداؤك منك وما تَشعر

_Obat itu ada pada dirimu, namun engkau tak mengetahui_
_Dan penyakit itu berasal dari dirimu, namun engkau tak menyadari_

Jika engkau ridha atas ketetapan Allah, niscaya Allah akan membahagiakanmu.

Sakit adalah medan ujian terberat bagi sikap ridha. Apabila engkau menjawab ujian ini dengan keridhaan, niscaya seizin Allah hasilnya pun akan membuatmu ridha dan membahagiakanmu.

Sebagian orang mungkin bertanya, _“Bagaimana bisa Allah menjadikan seseorang itu ridha terhadap penyakit yang mengandung rasa sakit dan secara fitrah tidak disukai? Bagaimana bisa Allah menjadikan seseorang ridha terhadap sesuatu yang tidak disukainya?_

al-Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan,

لا تنافي في ذلك . فإنه يرضى به من جهة إفضائه إلى ما يحب . ويكرهه من جهة تألمه به ، كالدواء الكريه الذي يعلم أن فيه شفاءه . فإنه يجتمع فيه رضاه به ، وكراهته له

_“Tidak ada kontradiksi dalam hal itu. Karena dia tetap ridha dilihat dari sudut pandang bahwa hal itu mampu mengantarkan pada apa yang dicintai. Dan pada sudut pandang lain hal itu memang tidak disukai karena akan menyakitkan. Seperti halnya obat pahit yang diketahui mengandung kesembuhan, terkumpul sikap ridha dan benci (tidak suka) untuk mengonsumsi obat tersebut.”_ [Madarij as-Salikin].

Di antara tangismu ucapkanlah apa yang diperintahkan oleh Nabi kepada umatnya, yaitu ucapan,

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

_*Radhiitu billahi rabba; wa bil Islaami diina; wa bimuhammadir rasula.*_
_“Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku; Islam sebagai agamaku; dan Muhammad sebagai rasulku.”_ [HR. Abu Dawud].

Ucapkan perkataan itu dengan hatimu. Bahkan latih hatimu untuk tunduk terhadap kandungan maknanya. Bahkan cucilah hatimu dengan kandungan makna ucapan tersebut. Karena ridha terhadap ketetapan atau takdir Allah _(ridha ‘anillah)_ merupakan cabang dari ridha kepada Allah _(ridha billah)_...apabila engkau ridha kepada-Nya, niscaya Dia akan membahagiakanmu!

Jadikan hatimu bernafaskan ridha. Jadikan hatimu menikmati sikap ridha. Kemudian perhatikan tubuhmu, engkau akan melihat tanda-tanda kesembuhan menyelinap masuk ke dalam setiap area tubuhmu dengan seizin Allah...
Tangkupkan kedua tanganmu, panjatkan nama-Nya dalam do’amu, lalu usapkan ke tubuhmu, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan mengembalikan kesembuhan yang telah pergi dari dirimu!

Jadikanlah sakit sebagai awal dari suatu era baru yang di dalamnya engkau mengenal Rabb-mu, Allah melalui nama-Nya yang indah, asy-Syaafi, yang Mahamenyembuhkan.

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/645
*Tawakkal, Oksigen Kehidupan*

Meskipun tak ada yang menzalimimu, tetaplah bertawakkal pada-Nya

Tawakkal bukanlah sekadar di saat engkau membutuhkan jalan keluar dari kezaliman. Bukan pula di saat engkau membutuhkan pertolongan ketika mengerjakan proyek.

Bukan!

Tawakkal adalah oksigen dalam kehidupanmu. Mampukah engkau hidup tanpa oksigen?!

Dalam urusan kesehatan... bertawakkallah kepada Allah...

Pasrahkan detak jantungmu...gerak-gerik anggota tubuhmu, aliran darah dalam pembuluhmu, dan perpindahan zat makanan dalam jasadmu kepada Allah...

Seandainya Allah tidak mengizinkan kelopak matamu berkedip, tentu matamu akan panas mengering!

Seandainya Allah tak mengizinkan lisanmu mengecap, tentu hidupmu terasa hambar!

Seandainya Allah tak mengizinkan kulitmu merasa, tentu dirimu kan hancur tanpa disadari!

Begitu pula...

Bertawakkallah kepada-Nya dalam memperbaiki anakmu...

_*Betapa sering engkau menyaksikan:*_

Anak-anak yang terdidik dalam lingkungan pesantren, pada akhirnya menjadi ateis?! _Wal 'iyadzu billah._

Anak-anak yang memperoleh kecukupan harta dan penjagaan dari orang tua, pada akhirnya terlantar?!

Anak-anak yang sangat diperhatikan oleh para saudaranya, pada akhirnya menyimpang?!

Allah semata yang mengetahui di mana bilik hidayah yang ada dalam hati anakmu. Mohonlah kepada-Nya agar memenuhi hatinya dengan iman.

Bertawakkallah kepada-Nya. Ucapkan dengan penuh ketundukan,

_"Ya Rabb, inilah anakku..._

_Engkau-lah Rabb-ku dan Rabb-nya._

_Tunjuki dan bimbinglah dia menuju ridha-Mu._

_Tolonglah aku dalam mendidiknya..._

_Ya Rabb, selamanya, aku tak kan mampu membimbingnya agar mau mengerjakan shalat jika Engkau tak menolongku..._

_Karena itu, tolonglah kami agar mampu selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan menyembah-Mu dengan baik._

- Ali al-Faifiy -

*Sumber: Liannaka Allah - Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/752
*Sebab yang menenangkan*

Tahukah mengapa engkau cukup bertawakkal kepada Allah semata?

Ada sebab yang menenangkan hati atas hal itu. Tidak lain karena Dia-lah yang memiliki langit dan bumi. Allah ta'ala berfirman,

وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا

_"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara."_ [an-Nisa:132].

Orang yang engkau takuti. Bukankah dia juga penghuni bumi ini? Karena itu dia adalah milik Allah. Allah ta'ala mengendalikan dan menguasai dirinya sepenuhnya.

Penyakit yang engkau derita dan belum engkau temui penyembuhnya. Bukankah juga berada di bumi? Karena itu dia berada dalam kendali Allah. Dia-lah, Allah ta'ala, Dzat yang Mahakuasa untuk memerintahkan penyakit itu agar meninggalkan jasadmu.

Bukankah segala penderitaan, kesedihan, kegelisahan, kekecewaan dan problematika hidup berada di bumi? Karena itu bertawakkallah pada Allah, Dzat yang memiliki bumi beserta isinya hingga dengan satu kalimat perintah-Nya, Dia menghilangkan semua problematika yang engkau hadapi.

Karena Allah adalah yang menciptakan segala sesuatu, Dia pula yang Mahakuasa untuk mengendalikan setiap aktivitas. Karena itulah kita bertawakkal kepada-Nya. Allah ta'ala berfirman,

ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ

_"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu."_ [az-Zumar:62].

Renungkan ucapan...

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

_"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."_ [Ali Imran: 173].

Hanya Allah semata Pelindung kita. Sebaik-baik Pelindung. Tak ada pelindung selain Allah yang lebih agung, mulia dan diharapkan daripada-Nya.

- Ali al-Faifiy -

*Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/777
*Hati-hati*

Hati-hati, jangan sampai engkau mengambil pelindung selain-Nya.

Hati-hati, jangan sampai engkau berlindung pada selain-Nya.

Jika engkau melakukan hal itu, kelemahan akan menimpamu, waswas akan menyerangmu. Kelak, hatimu bergantung pada cabang-cabang keduniaan.

Allah ta'ala berfirman,

أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا

"Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku." [al-Isra: 2].

Haram bagimu, mencari pelindung selain-Nya padahal Dia ada.

Haram bagimu, bersandar pada selain-Nya, padahal Dia adalah Yang Mahahidup.

Haram bagimu, berlindung pada selain-Nya, padahal Dia adalah Yang Mahamenjaga.

Bertawakkallah engkau kepada-Nya, karena Dia adalah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui. Dia mendengar segala sesuatu yang bergerak dalam kesunyian. Dia mengetahui segala hal yang bersembunyi di kegelapan. Bagaimana bisa engkau bertawakkal pada selain-Nya, padahal mereka tak mampu mendengar dan mengetahui itu semua.

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui." [al-Anfal: 62].

Orang zalim yang menyakitimu hanyalah makhluk dari Rabb yang akan melindungimu! Bertawakkallah kepada-Nya, niscaya Dia akan menolak gangguan orang itu dari dirimu. Ucapkan dengan penuh keyakinan,

إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabb-ku dan Rabb-mu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya." [Hud: 56].

Apabila setan yang memiliki beribu-ribu pasukan, kekuatan untuk membuat waswas, menakut-nakuti, memperdaya dan berbagai hal yang lain, tidak memiliki kuasa atas orang yang bertawakkal, bagaimana lagi dengan atasan, tetangga, amir atau seorang menteri sekalipun?

Allah berfirman,

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya." [an-Nahl: 99].

Ingatlah!

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." [ath-Thalaq: 3].

Engkau tak akan membutuhkan seorang pun selama engkau bersandar dan bertawakkal kepada-Nya, di mana engkau menjadikan Allah sebagai Penolong-mu di segala urusan.

Dia-lah yang akan mencukupi keperluanmu dan menolak segala keburukan dari dirimu...

Engkau, ya benar dirimu, jika penjagaan Allah tidak meliputi dirimu dari segala penjuru, niscaya engkau binasa...

Kehidupan adalah medan yang dipenuhi berbagai jenis penyakit, kegelisahan, tipu daya dan konspirasi, tanpa perlindungan-Nya, semua itu akan menghunjammu!

*Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/872
Apakah engkau merasa tak berdaya? Bahwa dunia beserta hiruk-pikuknya lebih besar darimu, bahwa engkau seolah-olah sehelai bulu yang diterbangkan oleh angin kehidupan yang senantiasa bergejolak?

Apakah engkau merasa seperti seekor burung yang tiada lagi bersayap, lemah, dan karenanya sangat membutuhkan bantuan?

Apakah engkau memiliki sesuatu yang engkau khawatirkan keselamatannya? Engkau ingin sesuatu itu berada dalam perlindungan seorang yang tidak akan menyia-nyiakannya? Entah sesuatu yang kau maksud itu adalah anak, harta, kesehatan, atau bahkan hidupmu?

Jika demikian, melangkahlah ke depan dan masuklah ke dalam naungan cahaya salah satu nama Allah, al-Wakiil, Yang Mahamemelihara.

Segera mulailah mengenal kandungan nama yang agung ini. Pahami seutuhnya. Istirahatkan jiwamu dari ketidakberdayaan, keresahan dan keterasingannya dengan menjadikannya berteduh dalam naungan nama Allah, al-Wakil.

*Jadikanlah Dia sebagai Pelindung*

al-Wakiil adalah Dzat yang semata-mata menjadi tempatmu bertawakkal; Dzat yang semata-mata menjadi tempat berlindungmu; Dzat yang semata-mata menjadi tempat kepercayaanmu. Semata-mata pada-Nya engkau menggantungkan seluruh harapan.

Setiap aktivitas yang engkau percayakan kepada Allah, pastilah di dalamnya terdapat kebaikan yang sempurna. Karena ketika engkau bertawakkal kepada Allah dalam aktivitas tersebut, hal ini berarti engkau telah menaruh kepercayan pada Dzat yang mengatur segala urusan, termasuk di antaranya pengaturan langit dan bumi, dalam menyempurnakan aktivitas tersebut. Dia-lah Dzat yang melindungi dan tak ada yang dapat berlindung dari siksa-Nya.

Allah al-Haq berfirman, menceritakan perihal diri-Nya,

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا

_“(Dia-lah) Rabb timur dan barat, tiada Sembahan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.”_
[al-Muzammil: 9].

Rabb timur dan barat memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya pelindung. Bukankah hal itu pertanda jaminan keberhasilan?

Cukup Dia ingin engkau mengucapkan dengan hatimu, _“Wahai Allah, Engkau-lah Pelindung-Ku!”_

Adakah di muka bumi seorang kaya, yang memerintahkanmu agar hanya kepadanya saja engkau meminta pertolongan? Hanya kepadanya engkau memasrahkan urusan? Hanya kepadanya engkau meminta perlindungan? Selamanya tak akan ada orang yang demikian itu! Karena tak satupun manusia yang mampu menjaga dan melindungimu dari segala sesuatu yang membahayakan serta menolongmu dalam setiap urusan. Hanya Allah semata yang mampu menjamin, berbuat dan melakukan itu semua!

Tawakkal adalah keyakinan hati yang menggiringmu untuk berjalan di bawah naungan besar yang akan menjagamu dari panas kegelisahan, hujan tipu daya, dan angin kehidupan dunia yang berkecamuk. Orang yang diharamkan dari kebaikan adalah dia yang tidak mempercayai akan naungan tersebut dan tidak berupaya untuk berjalan di bawah naungannya.

Allah, Sang Raja Diraja telah memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya sebagai Pelindung. Di mana engkau menempatkan segala kebutuhanmu di hadapan-Nya agar hanya Dia yang memenuhinya. Engkau berlindung kepada-Nya, sehingga Dia mencegah anak panah tipu muslihat agar tidak mengenaimu. Engkau menyerahkan segala urusanmu kepada-Nya hingga Dia menyempurnakan urusan itu dengan kondisi yang sempurna dan tepat.

-bersambung-

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1848
-lanjutan-

Pertanyaannya adalah, “Apa yang membuatmu menunggu?” Apakah sesuatu yang lain itu, yang membuat dirimu tidak menerima keutamaan di atas? Siapakah selain Dia yang akan memberimu melebihi keistimewaan di atas?

Sungguh kita begitu bergantung pada makhluk, yang sama-sama tercipta dari tanah, pada derajat yang mengkhawatirkan!

Bacalah firman-Nya!

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ

_“Dan bertawakallah kepada (Allah) yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud."_ ([asy-Syuara: 217-219].

Apakah urusan, permasalahan, dan kesedihan yang begitu besar, pelik, dan mendalam yang dapat menyulitkan Allah , Rabb Pemilik kemuliaan? Kemuliaan itu sendiri, Dia-lah yang memilikinya. Segala kemuliaan yang engkau pandang, dengar dan ketahui, Dia-lah yang memilikinya. Bagaimana mungkin segenap permasalahanmu akan terasa sulit di hadapan Rabb, Pemilik segala kemuliaan, kesombongan, dan keagungan?!

📚 *Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah (Karena Engkau adalah Allah-Rihlah ke Langit Ketujuh) karya Ali al-Faifiy.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1849
Asy Syakur (Yang Mahabersyukur)

🔸 Hal yang kerap engkau alami. Engkau berbuat baik pada orang lain, namun dia menyangkal? Dia langsung melupakannya! Kebaikan itu sedikit pun tak berpengaruh pada roman wajahnya. Dia tetap membisu!

🔹 Tentu pengalaman yang menyakitkan...

🔸 Kehidupan di dunia penuh dengan mereka yang tidak mengenal kata “terima kasih”. Mereka yang tak mampu mengucapkan, “Semoga Allah membalas kebaikanmu”. Senyuman, tanda terima kasih, seakan-akan barang yang hilang di sisi mereka!

🔹 Tinggalkan mereka! Umurmu begitu berharga jika dihabiskan untuk mencela mereka atau memikirkan istana penyangkalan yang memang menjadi sarang dalam kehidupan mereka!

🔸 Alihkan hatimu pada Allah, asy-Syakur, Yang Mahabersyukur agar engkau dapat menghidupkan kembali bunga-bunga hati yang telah dimusnahkan oleh mereka...

🔹 Hiduplah bersama kandungan nama asy-Syakur. Hayati naungan nama yang agung ini. Hapuskanlah karut-marut kehidupan yang melelahkan dengan nama yang mulia ini...

Jika memberi, Dia mengejutkanmu

Allah ta’ala bersyukur atas amal shalih yang telah dikerjakan hamba-Nya. Kata “amal shalih” tidak memiliki batasan. Keagungan dan keluasannya seakan-akan memenuhi ruang yang terbentang antara langit dan bumi!

Dia-lah Allah ta’ala yang memerintahkanmu beramal shalih yang di dalamnya terkandung kebaikan bagi kehidupan dunia dan akhiratmu.

Karena itu, sebenarnya engkaulah yang mesti bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya karena telah membimbingmu untuk beramal shalih, memudahkanmu beramal shalih, memperbaiki kondisimu dengan amal shalih itu. Bukankah demikian? Akan tetapi dengan kedermawanan-Nya, justru Dia yang bersyukur dan berterima kasih kepadamu atas amal shalih itu!

Adakah kedermawanan yang seperti ini? Adakah kemurahan hati yang mendekati hal ini?

Bagaimana Dia berterima kasih kepadamu?

Pertanyaan di atas akan menghabiskan umur tanpa terjawab...
Sebagaimana Dzat Allah yang tak dapat terjangkau oleh mata, demikian pula nama dan sifat-Nya tak mampu terjangkau gambaran dan hakikatnya oleh akal...
Namun, dalam rangka tafakkur dan tadabbur, kita berusaha mengeksplorasi kandungan nama agung ini sehingga memperjelas naungan-Nya dalam kehidupan kita...

Di antara bentuk terima kasih Allah kepadamu adalah:

1⃣ Dia mengampuni dosa dan menutup aib...

2⃣ Dia menyempurnakan berbagai bentuk kebaikan dan melipatgandakan pahalanya...

3⃣ Dia memberikan kesehatan, keselamatan, anak, harta, dan kehidupan yang tenteram...

4⃣ Dia menganugerahimu nama dan reputasi yang baik...

5⃣ Dia mengabulkan permintaanmu, membuatmu merasa kedekatan-Nya, memberikanmu kebahagiaan...

6⃣ Dia menyembuhkanmu dari berbagai penyakit, padahal banyak orang lain yang tidak selamat darinya...

7⃣ Dia menyingkirkan berbagai musibah darimu yang apabila dialami oleh orang lain niscaya mereka akan melemah...

8⃣ Dia yang membimbingmu pada jalan yang haq, sementara begitu banyak orang yang tersesat darinya...

9⃣ Dia yang meneguhkanmu di atas jalan hidayah, padahal begitu banyak hati orang-orang yang lebih cerdas, alim, dan senior dalam keislaman daripada dirimu yang menyimpang dari jalan tersebut!

Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1872
Renungkan firman Allah,
.
وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
Dan Dia-lah Yang Maha Membuka Pintu-Pintu Kebaikan lagi Yang Maha Mengetahui.” [QS Sabaa’:26].
.
Salah satu makna yang terkandung dalam nama Allah, al-Fattah adalah segala pintu kebaikan itu tertutup hingga Allah yang membukanya bagi para hamba. Hadirkan makna ini dalam hati anda ketika berdo'a kepada-Nya dengan menggunakan nama al-Fattah.
.
#tauhid #asma_wa_shifat
Tauhid merupakan nikmat terbesar yang dianugerahkan Allah ta’ala kepada hamba.

Di awal surat an-Nahl yang juga dinamakan surat an-Ni’am (Berbagai Kenikmatan), Allah ta’ala berfirman,

يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ

“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Sembahan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku". [QS. An-Nahl:2]

Inilah kenikmatan pertama yang disebutkan dalam surat tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa taufik untuk bertauhid merupakan kenikmatan terbesar yang disempurnakan Allah bagi hamba sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةًۗ

“Dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” [QS. Luqman:20]

Mujahid rahimahullah menafsirkan bahwa kenikmatan yang dimaksud dalam ayat di atas adalah kalimat laa ilaha illallah[1].

Sedangkan Sufyan ibn Uyainah rahimahullah menyatakan,

مَا أنْعَمَ الله على العِبادِ نِعْمَةً أعْظَمَ من أنْ عرّفَهُم لا إلَهَ إلّا الله

“Tak ada kenikmatan yang dianugerahkan Allah kepada hamba melebihi anugerah makrifat terhadap esensi laa ilaha illallah.”[2]

[1] HR. Sa’id ibn Manshur dalam as-Sunan (1730).
[2] Lihat: Kalimat al-Ikhlas hal. 53 karya Ibnu Rajab.

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr dalam Ahadits Ishlah al-Qulub

#tauhid #asma_wa_shifat