Belajar Tauhid
2.84K subscribers
457 photos
29 videos
287 files
1.41K links
Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi yang ada bermanfaat bagi kita semua.
.
Link e-Book & e-Paper Belajar Tauhid: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid
.
Salam 'alaikum
Download Telegram
Salah satu hal terpenting yang dihadirkan di awal pertaubatan adalah pengakuan bahwa engkau telah berbuat dosa, yang pengakuan itu disampaikan dengan hati yang tunduk dan luluh.

Perhatikan urutan dalam firman Allah ta'ala berikut,

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Musa mendoa, "Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Al-Qashash:16)

Ayat ini diawali dengan pengakuan dosa dari Musa 'alaihi as-salam,

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي

lalu berujung pada natijah (hasil) berupa ampunan,

فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Oleh karena itu, perhatikan bimbingan quraniy ini.

Baarakallaahu fiikum.

#tadabbur
والناس اليوم كأفراس رهان على المناصب، والمساكن، والسيارات، والملابس، لا يكاد أحدنا يلتقط أنفاسه من هذه المنافسات الاجتماعية على حطام الدنيا

"Saat ini, manusia seperti kuda pacuan yang mengejar kedudukan, rumah, mobil, dan pakaian. Hampir tidak ada seorang pun di antara kita yang bisa bernapas lega dari persaingan sosial memperebutkan perhiasan dunia.

     وقد نبه القرآن على هذا المعنى الواسع بأوجز عبارة وأبلغ صياغة، بالله عليك تأمل قول ربنا: "ألهكم التكاثر حتى زرتم المقابر"

"Makna yang luas ini telah diperingatkan oleh al-Quran dengan ungkapan yang ringkas dan redaksi yang mendalam. Renungkan firman Allah ta'ala,

أَلْهَىكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." (QS.At-Takatsur:1-2)"

Raqaiq al-Quran hal. 22, Syaikh Ibrahim as-Sakran.

#nasihat
#tadabbur
SEMOGA ADA 'IBRAHNYA

Allah ta'ala berfirman,

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ

"Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran ('ibrah) yang besar bagi orang-orang yang mempunyai bashirah." [An-Nuur:44]

Apabila jiwa anda tak mampu mengambil pelajaran dari apa yang terjadi, ketahuilah bahwa bashirah anda lemah, karena Allah menegaskan bahwa buah pembelajaran ('ibrah) hanya bisa dipetik oleh orang-orang yang memiliki bashirah.

#tadabbur
DI ANTARA KENIKMATAN DALAM SURGA

Allah ta'ala berfirman,

وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ

"... dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS.Saba':37)

Apa arti firman Allah di atas?

Kata al-ghurufat (الغرفات) berarti منازل وغرف الجنة العالية, yaitu tempat persinggahan dan kamar yang tinggi di dalam surga.

Adapun kata aminun (آمنون) berarti من كل خوف مهما كان نوعه, yaitu mereka merasa aman dari segala ketakutan, apapun bentuknya.

Orang yang bersenang-senang dengan kehidupan dunia begitu khawatir dengan banyak hal. Ia takut mati, ia takut sakit, ia takut kehilangan kenikmatan dunia yang dirasakan.

Sementara di dalam surga, salah satu bentuk kenikmatan di dalamnya adalah rasa aman terhadap semua ketakutan dan kekhawatiran di atas.

Jika direnungkan, rasa aman yang terdapat dalam surga ini, merupakan nikmat tersendiri yang sangat besar.

#tadabbur
Petunjuk tidaklah tercapai karena pengaruh kekuatan dan kuantitas dalil.

Hal yang mempengaruhi tercapainya petunjuk adalah semata-mata taufik dan takdir Allah kepada hamba.

Sebagian orang justru tak mampu memperoleh petunjuk, meskipun berbagai dalil yang dianggap mampu membuahkan petunjuk berada di hadapannya.

Salah satu ayat yang sangat mendukung pernyataan di atas adalah firman Allah ta'ala,

وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ

"Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." [QS.Al-An'am:111]

Hal ini menunjukkan kepada kita betapa besar kenikmatan Islam yang dianugerahkan Allah ta'ala.

Kita tidak memperoleh nikmat Islam ini dengan kekuatan kita; tidak pula karena kekuatan dalil yang kita teliti.

Namun, kenikmatan memeluk agama Islam ini terwujud semata-mata dari karunia, kasih sayang, dan kedermawanan Allah ta'ala.

Dr. Sulthan al-'Umairi

Sumber: https://t.me/s_alomaire/1889

#tadabbur
Apakah Tipu Daya Wanita Lebih Berbahaya dari Tipu Daya Setan?

Allah ta'ala berfirman melalui lisan al-'Aziz perihal wanita,

إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

"... sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." [QS.Yusuf:28]

Sedangkan perihal setan, Allah ta'ala berfirman,

 إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

"... sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [QS.An-Nisa:76]

Sebagian orang terkadang memahami, berdasarkan riwayat dari ulama juga, bahwa tipu daya wanita lebih hebat daripada tipu daya setan dengan berdalilkan kedua ayat di atas.

Selain itu, mereka juga mendukung pernyataan  tersebut dengan ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada 'Aisyah radhiallahu 'anha,

إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ

"Sungguh kalian ini seperti para wanita dalam kisah Yusuf." [HR.Al-Bukhari]

Demikian pula, pemahaman ini berdalilkan suatu hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda,

إن كيد النساء أعظم من كيد الشيطان لأن الله تعالى يقول: (إن كيد الشيطان كان ضعيفا) وقال: (إن كيدكن عظيم)).

"Tipu daya wanita lebih besar dari pada tipu daya setan, karena Allah ta'ala berfirman,

 إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

"... sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [QS.An-Nisa:76]

dan Dia juga berfirman,

إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

"... sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." [QS.Yusuf:28]" [Diriwayatkan al-Qurthubi dalam Tafsirnya]

Kesimpulan yang tepat adalah perbandingan kedua tipu daya tersebut sama sekali tidak disebutkan dalam al-Quran; karena keduanya disebutkan dalam konteks yang berbeda, sehingga tidak sepatutnya memisahkan redaksi kedua ayat tersebut dari konteks yang ada.

Dalam surat Yusuf, tipu daya wanita disebutkan sebagai bentuk perbandingan dengan tipu daya pria. Tidak diragukan bahwa jika dibandingkan dengan pria, tipu daya wanita lebih besar. Allah ta'ala mengisyaratkan hal ini juga melalui perkataan Yusuf 'alaihi as-salam,

وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ

"Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". [QS.Yusuf:33]

Sementara tipu daya setan yang disebutkan di surat an-Nisa ayat 76 memiliki konteks perbandingan dengan tipu daya Allah ta'ala dan pertolongan-Nya kepada para hamba yang beriman. Tentu, dalam konteks ini, tipu daya setan sangat lemah di hadapan tipu daya Allah ta'ala.

Hal ini bisa dipahami dengan baik jika kita memperhatikan redaksi dan konteks kedua ayat tersebut secara lengkap.

Selain itu, tipu daya wanita pada hakikatnya merupakan turunan atau cabang dari tipu daya setan. Setanlah yang mendikte dan membisiki mereka untuk melakukan tipu daya. Itulah yang terjadi pada Adam 'alaihi as-salam hingga dikeluarkan dari surga.

Adapun pendalilan dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits al-Bukhari, maka hadits tersebut hanya menetapkan eksistensi tipu daya wanita dan bukan menyatakan tipu daya mereka lebih hebat dari tipu daya setan.

Adapun riwayat al-Qurthubi, maka derajat riwayat tersebut lemah dan sama sekali tidak tercantum dalam kitab induk hadits.

Berdasarkan hal di atas, maka tidak boleh mengasosiasikan atau membandingkan kedua ayat tersebut. Hendaknya kedua ayat di atas dipahami sesuai konteksnya.

Wallahu a'lam.

#tadabbur
SALAH SATU KELEMBUTAN AL-QURAN

Setiap kali Allah menyebutkan seorang nabi, Dia menyatakan bahwa ia adalah saudara bagi kaumnya.

Allah berfirman perihal Hud 'alaihi as-salam,

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا

"Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud." [QS.Hud:50]

Allah ta'ala berfirman perihal Shalih 'alaihi as-salam,

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا

"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih." [QS.Al-A’raf:73]

Allah ta'ala berfirman perihal Syu'aib 'alaihi as-salam,

وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا

"Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib." [QS.Hud:84]

Pakar tafsir menjelaskan bahwa penyebutan sifat saudara pada diri nabi itu dikarenakan rasa sayangnya kepada kaum mereka layaknya rasa sayang kepada saudara sendiri.

Ketika kita menasihati dan mendakwahi manusia apalagi saudara seiman, selayaknya nasihat itu dilandasi rasa sayang sebagaimana rasa sayang para nabi kepada kaum mereka; bukan dengan cacian, makian, umpatan, nyinyiran, dan hal yang semisal.

Wallahu a'lam.

#tadabbur
KABAR GEMBIRA BAGI PENUNTUT ILMU

Tidakkah kita memperhatikan kelembutan syari'at ini dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة. رواه مسلم

“Setiap orang yang menempuh jalan guna menimba ilmu, niscaya Allah akan mudahkan jalan menuju ke surga baginya berkat amalan tersebut.” [HR. Muslim]

Sabda Nabi "من سلك طريقا يلتمس فيه" ini semestinya menghibur hati para penuntut ilmu bahwa ia akan dan tetap memperoleh pahala dengan upaya yang ia keluarkan untuk menuntut ilmu meskipun pada akhirnya ia belum memahami ilmu itu dengan baik.

Dalam sabdanya tersebut, kemudahan menuju surga, tidak dipersyaratkan dengan tercapainya suatu ilmu (al-wushul), tapi dipersyaratkan dengan upaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ilmu (as-suluk).

Wallahu a'lam.

#tadabbur
BAHAYA MENGULANGI DOSA

Allah ta'ala berfirman,

وَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللَّهُ مِنْهُ

"Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya." [QS.Al-Maidah:95]

Firman Allah ta'ala di atas berkaitan dengan seorang yang membunuh binatang buruan ketika berihram.

Menurut anda, bagaimana kiranya penerapan firman Allah di atas terhadap dosa-dosa besar yang kita lakukan dan ulangi? Dosa-dosa besar yang tidak "seringan" perkara membunuh binatang buruan?

Keduanya tentu mendapatkan ancaman siksaan Allah karena memiliki kesamaan dalam hal menyelisihi perintah Allah secara sengaja, padahal Allah telah melarangnya.

#tadabbur
LUPAKAN DAN TUTUPI

Perilaku yang patut diteladani adalah melupakan dan menutup keburukan orang lain ketika telah bertaubat.

Allah ta'ala berfirman,

وَقَدْ أَحْسَنَ بِىٓ إِذْ أَخْرَجَنِى مِنَ ٱلسِّجْنِ

"Sesungguhnya Rabb-ku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara." [QS.Yusuf:100]

Yusuf 'alaihi as-salam menceritakan kepada ayahnya, Ya'qub 'alaihi as-salam, perihal kebaikan Allah ta'ala yang telah menyelamatkannya dari penjara; tanpa menceritakan ia pernah dijerumuskan ke dasar sumur oleh para saudaranya.

#tadabbur