Belajar Tauhid
2.87K subscribers
459 photos
30 videos
291 files
1.43K links
Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi yang ada bermanfaat bagi kita semua.
.
Link e-Book & e-Paper Belajar Tauhid: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid
.
Salam 'alaikum
Download Telegram
*Kosongkan hatimu dari selain-Nya*
.
📌 Dulu, saya pernah berkunjung ke kantor wakil dekan di salah satu fakultas. Saya telah menyusun presentasi dari salah satu makalahku untuk dikoreksi oleh beliau. Kemudian ketika aku ingin menjelaskan sebagian pembahasan secara terperinci, beliau berkata, “Stop. Tidak perlu anda menjelaskannya. Saya sibuk!”
.
📌 Manusia tidak ingin jika engkau merepotkan dan menyibukkannya.
Adapun Allah, Dia suka jika engkau sering “menyibukkan”-Nya. Dia suka seorang hamba yang bersikeras memohon dalam do’a dan permintaannya. Karenanya, mengapa engkau mengeluh pada yang lain dan malah meninggalkan-Nya?
.
📌 Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma,
.
إذا سألت فاسأل الله
.
_“Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah”._ [Shahih. HR. at-Tirmidzi].
.
📌 Selama terdapat kebutuhan yang layak untuk dipinta, jadikan Allah sebagai tempatmu meminta!
.
📌 Terdapat perkataan yang membuatku takjub, perkataan yang dikutip Abu Hamid al-Ghazali dari salah seorang yang arif, dia bertutur perihal Nama Allah Yang Agung, _“Kosongkan hatimu dari kebergantungan pada selain-Nya, kemudian berdo’alah dengan nama-Nya, niscaya dia akan menjawabmu”._
.
📌 Inilah esensi dari arti ash-Shamad. Jadikan Allah di hatimu. Kemudian ucapkan segala permintaan yang diridhai-Nya, niscaya akan terasa sentuhan ilahiy, celupan rabbaniy...
.
📌 Setiap apa yang terjadi hanyalah ada sebagai risalah (surat) yang menyampaikan pesan, *_“Engkau memiliki Rabb, mintalah pertolongan kepada-Nya”._*
.
📌 Sakit adalah risalah agar engkau merendahkan diri di hadapan-Nya.
.
📌 Kemiskinan adalah telegraf yang menginformasikan agar engkau sujud kepada-Nya.
.
📌 Ketidakberdayaan adalah percakapan yang yang memberitahukanmu, *_“Carilah kekuatan dari Allah, al-Qawiy, Yang Mahakuat!”_*
.
📌 Segenap kehidupan yang ada di depan wajahmu berucap dengan lantang, *_“Engkau memiliki Rabb, sandarkan seluruh kebutuhanmu pada-Nya!”_*
.
📌Dalam hadits di atas, al-Musthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berujar pada Ibnu Abbas,
.
إحفظ الله يحفظك، إحفظ الله تجده تجاهك
.
_“Jagalah batasan-batasan Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah batasan-batasan Allah, niscaya akan engkau menemukan-Nya berada di hadapanmu”._
.
📌Benar! Dia akan berada di hadapanmu!
.
📌Jagalah Allah dalam jiwa, anggota tubuh, dan lintas pikiranmu, niscaya dia akan berada di hadapanmu, menjagamu, membersamai dirimu dengan ilmu-Nya, dan menolongmu.
.
📌Setiap hati yang dimiliki hamba ash-Shamad tidak akan merasa tenang, hingga dia menempatkan seluruh muatannya di gerbang kekuasaan-Nya.
.
📚 *Sumber: Liannaka Allah (Rihlah ilaa as-Sama as-Sabi'ah) - Karena Engkaulah Allah (Rihlah Menuju Langit Ketujuh) hlm. 22-24 karya Syaikh Ali al-Faifiy.*
.
#makrifatullah #asma_wa_shifat
.
https://t.me/ayobelajartauhid/471
*Dia-lah al-Hafizh*

📌 Jika engkau:
- _merasa hidupmu berada dalam bahaya_;
- _penyakit mengancam kesehatanmu_;
- _mengkhawatirkan anakmu yang nun jauh di sana tak terurus, bergaul dengan rekan yang buruk_; atau
- _mengkhawatirkan harta yang telah susah payah engkau kumpulkan begitu dekat dengan kemusnahan..._

📌 _*Ketahuilah...bahwa engkau butuh untuk mengilmui dan mengetahui bahwa salah satu nama Rabb-mu ta’ala adalah al-Hafizh, Yang Mahamenjaga.*_

📌 Dia ingin agar engkau memperbaharui keimanan dengan mengimani kandungan nama-Nya yang agung ini, karena di saat engkau mengalami berbagai hal di atas, itulah waktu yang tepat agar engkau merenungkan dan memikirkan kandungan nama-Nya yang agung ini.

📌 Dia-lah semata yang menjaga hidupmu, menjaga kesehatanmu, menjaga anak-anakmu, menjaga hartamu, dan menjaga setiap apa yang ada di kehidupan ini!

*Syaikh Ali al-Faifiy hafizhahullah; Liannaka Allah (Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah); Karena Engkau adalah Allah (Rihlah Menuju Langit Ketujuh)*

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/490
*Hati, tenanglah engkau...*

📌 Syaikh as-Si’diy rahimahullah berkata,

الحفيظ: الذي حفظ ما خلقه، وأحاط علمه بما أوجده، وحفظ أولياءه من وقوعهم في الذنوب والهلكات، ولطف بهم في الحركات، والسكنات،

_“al-Hafizh adalah Zat yang menjaga setiap apa yang dicipta-Nya. Ilmu-Nya meliputi setiap yang diadakan-Nya. Menjaga para kekasih-Nya agar mereka tidak terjerumus ke dalam dosa dan kebinasaan. Dia bersikap lembut kepada mereka dalam setiap gerak dan diam”._ [Tafsir as-Si'diy hlm. 947].

📌 Puncak penjagaan ada di sisi-Nya, puncak pemeliharaan dimiliki-Nya, dan ketenangan yang sempurna terwujud ketika Dia bersamamu.

📌 Dia menjaga hamba-Nya, karena itu kita senantiasa berucap,

اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي ، وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي ، وَمِنْ فَوْقِي ، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ مِنْ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

_"Ya Allah, peliharalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri dan atasku. Dan aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari arah bawahku”._ [Shahih. HR. Abu Dawud].

📌 Dengan mengucapkan do’a tersebut, sungguh engkau tengah meminta penjagaan Allah di keenam arah yang meliputimu. Engkau meminta dari-Nya pusaran penjagaan yang akan mengelilingimu di segenap arah. Dan tidak ada yang mampu berbuat demikian kecuali Dia!

📌 Dia menjaga pendengaran dan penglihatanmu, karena itu di setiap pagi dan petang engkau berdo’a,

اللَّهُمَّ عَافِنِى فِى سَمْعِى اللَّهُمَّ عَافِنِى فِى بَصَرِى

_“Ya Allah berilah keselamatan pada pendengaran dan penglihatanku”_ [Hasan. HR. Ahmad dan Abu Dawud].

📌 Engkau akan kehilangan perangkat yang bisa membantumu mengenal seluruh alam ini jika engkau kehilangan pendengaran dan penglihatanmu. Engkau akan hidup dalam keterasingan yang kelam. Dunia akan membunuhmu dengan keheningannya!

Allah ta’ala berfirman,

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِهِ

_“Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?"_ [al-An’am: 46].

📌 Dia-lah al-Hafizh, yang menjaga pendengaranmu, meski engkau pergunakan mendengar hal yang haram. Jika ingin, Dia mampu mencabutnya dalam sekejap.

📌 Dia-lah al-Hafizh, yang menjaga penglihatanmu, yang engkau pergunakan untuk melihat hal yang haram. Jika ingin, Dia mampu mencabutnya dalam sekejap.

📌 Dia-lah al-Hafizh, yang menjaga agamamu, karenanya engkau bermunajat kepada-Nya di setiap sujud,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

_“Wahai yang membolak-balikkan kalbu, teguhkanlah kalbuku di atas agama-Mu”._ [Shahih. HR. Ahmad Dan at-Tirmidzi].

📚 *Sumber: Liannaka Allah (Rihlatun ilaa as-Samaa as-Saabi'ah) karya Syaikh Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/498
*Jalan-Jalan Kesesatan*

📌 Jika Allah tidak meneguhkan hatimu di atas agama-Nya, niscaya syubhat (kerancuan akidah) akan menguasaimu dan hawa nafsu akan merasukimu.

📌 Begitu banyak ulama yang telah menghabiskan umurnya di antara tumpukan kitab dan tinta, namun ternyata Allah tidak berkenan menjaga akidah mereka. Mereka pun kafir kepada Allah. Di antara mereka ada yang menjadi ahli bid’ah (gembong kebid’ahan).

📌 Sementara engkau...dengan amalmu yang sedikit ini... masih diberi taufik untuk sujud kepada-Nya? Bukankah itu bukti bahwa Allah, al-Hafizh, telah menjaga agamamu?!

📌 Dahulu ada seorang alim yang bernama Abdullah al-Qashimi. Dia telah menyusun sebuah kitab yang berisi pembelaan terhadap agama Allah. Kitab itu berjudul _ash-Shira’ baina al-Islam wa al-Watsaniyah_ (Konflik Antara Islam dan Paganisme). Khalayak telah mengumumkan bahwa karyanya tersebut adalah mahar yang diserahkan untuk memperoleh surga. Mimbar Masjid al-Haram telah berulang kali memuji dirinya.

Namun, beberapa tahun berselang jari-jari kesesatan perlahan mengetuk pintu hatinya –wal ‘iyadzu billah-. Berbagai syubhat telah membangun rumah-rumah keraguan di sekitar pikirannya! Dia pun berujung pada kesimpulan bahwa sesuatu yang telah menjadi aksioma dalam agama dipandang sebagai suatu hal yang _mumkinaat_ (tidak bernilai pasti) dan sesuatu yang menjadi standar kebenaran dalam agama dipandang sebagai suatu pendapat semata yang dapat diterima ataupun ditolak.

Di bawah pengaruh syubhat, dan di antara tumpukan kesesatan yang berada dalam pikiran, dia menggoreskan pena dan menyusun kitab yang menyerang Islam, sebuah kitab yang berjudul _Hadzyi Hiya al-Aghlal_ (Inilah Belenggu Itu!). dalam buku tersebut dia mengatakan, _“Agama Allah ini mengurung, membelenggu, dan mengekang!”_ Kita memohon perlindungan kepada Allah dari ketergelinciran dalam agama!

📌 *Saudaraku, Allah adalah al-Hafizh, Dia-lah Dzat yang menjaga agamamu, bukan sekumpulan informasi yang ada di kepalamu! Karena itu jangan terpedaya dengan ilmu yang kau miliki; Jangan tertipu dengan hafalan Qur’an-mu; Jangan terkecoh karena penampilanmu yang nyunnah! Demi Allah, niscaya engkau akan tersesat jika Allah tidak menjaga agamamu!*

📌 Tahukah engkau Bal’am bin Baura ? Dialah seorang ulama yang diberikan keistimewaan ilmu sehingga mengetahui nama-nama Allah yang agung. Dengan nama-nama tersebut, dia bisa berdo’a kapan pun kepada-Nya dan akan dikabulkan. Meski demikian, pengetahuannya terhadap nama-nama Allah yang agung tersebut tidak mampu menolongnya dari kesesatan sehingga dia pun binasa bersama orang-orang yang binasa.

📚 *Sumber: Liannaka Allah (Rihlatun ilaa as-Samaa as-Saabi'ah) karya Syaikh Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/502
📌 Apakah rasa aman sulit tergapai olehmu karena adanya hal yang menakutkan?

📌 Apakah para dokter menginformasikan bahwa tak ada lagi harapan bagi temanmu untuk sembuh?

📌 Apakah engkau merasa putus asa ketika segala upaya yang telah kau lakukan ternyata tidak mampu mendatangkan hasil yang diharapkan?

📌 Jika benar demikian, mari ikut bersamaku untuk mengenal nama Allah, al-Lathif, Yang Mahalembut terhadap hamba-Nya. Yang kandungan-Nya akan engkau ketahui, jika engkau merenungkan bahwa tak ada yang mustahil di kehidupan ini. Bahwa Allah mampu untuk berbuat apa pun dan setiap angan-anganmu yang mustahil dapat terealisasi selama engkau mengetuk pintu al-Lathif!

*Kelembutan-kelembutan yang tersembunyi*

📌 Dalam bahasa Arab, _“Al-Lathif berarti al-Barr, Yang Mahabaik kepada para hamba-Nya; al-Muhsin, Yang Mahaberbuat baik kepada makhluk-Nya dengan menyalurkan berbagai manfaat kepada mereka dengan penuh kelembutan dan ketenangan”._

Jika orang Arab berkata _“lathafa Allahu laka”_ itu berarti _“Allah menyampaikan dirimu pada apa yang engkau inginkan dengan penuh kelembutan”._

📌 al-Luthf (kelembutan) berarti tindakan, cara yang tersembunyi dan detail. Karenanya, tak ada yang mampu memberikan kebaikan dengan penuh kelembutan kecuali Dzat yang keilmuan-Nya mencakup perkara yang detail dan jiwa yang tersembunyi.

📌 Dia-lah Allah ta’ala, al-Muhsin, yang Mahaberbuat baik kepada para hamba-Nya secara tersembunyi dan tertutup, tanpa mereka sadari. Dia mewujudkan berbagai sebab yang mendukung kehidupan mereka, tanpa mereka bayangkan.

📌 Dia-lah Allah, yang memberikan kemuliaan dan kebaikan pada hamba-Nya; melindungi dan membimbing mereka; menetapkan takdir dan mengatur kehidupan mereka dengan penuh kelembutan, tersembunyi, dan terperinci.

📌 Di balik kesempurnaan kuasa-Nya, serta keagungan ilmu dan penglihatan-Nya terhadap segenap hamba, terdapat kelembutan dalam setiap petunjuk, kemuliaan, dan kebaikan yang diberikan-Nya kepada mereka.

📌 Segala karunia-Nya boleh jadi tidak serta-merta mengejutkanmu, namun sebelum itu Dia mendahulukan angin yang membawa kabar gembira dan mengondisikan hatimu agar mampu menerima; Kemudian jika karunia itu telah ditetapkan kepadamu, terlebih dahulu Dia mengadakan berbagai sebab, yang dengannya kejadian itu terlaksana dengan baik, seolah-olah berasal dari upaya hamba semata, padahal mutlak pemuliaan, penghargaan dari al-‘Azhim, Yang Mahaagung dalam memberikan karunia dan anugerah.

📌 Segala takdir yang agung datang dengan kelembutan-Nya, di mana mayoritas akal manusia tak mampu membayangkan hal itu akan terjadi, namun Dia mampu mewujudkannya, hadir di hadapan manusia. Di setiap bagian dari apa yang telah ditakdirkan-Nya itu terdapat sentuhan kelembutan-Nya, sehingga tanpa engkau sadari apa yang ditakdirkannya telah berada di hadapanmu, seakan-akan itu seperti sebuah mukjizat! Engkau tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi, dan engkau yakin bahwa daya dan upaya dirimu tak akan mampu mewujudkannya, karenanya tengadahkan pandanganmu ke langit dan ucapkan,

اللهُ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ

_“(Betapa) Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya”._ [asy-Syura: 19].

📚 *Sumber: Liannaka Allah, Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah, Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/516
*Semilir kelembutan*

📌 Jika al-Lathif, Yang Mahalembut ingin menolongmu, Dia jadikan sesuatu yang asalnya bukan sebab menjadi sebab terbesar pertolonganmu!

📌 Jika al-Lathif, Yang Mahalembut ingin memuliakanmu, Dia jadikan orang yang tidak engkau harapkan kebaikannya menjadi sebab terbesar kebaikan yang engkau peroleh!

📌 Jika al-Lathif, Yang Mahalembut ingin memalingkan keburukan darimu, Dia jadikan engkau tak melihatnya; atau Dia jadikan keburukan itu tak memiliki jalan untuk sampai kepadamu; atau Dia jadikan kalian berdua sempat bertemu, namun akhirnya berpisah satu sama lain, tanpa keburukan itu menyentuhmu sedikit pun!

📌 Jika al-Lathif, Yang Mahalembut ingin menjagamu dari kemaksiatan, Dia jadikan engkau membencinya; atau Dia jadikan kemaksiatan itu sulit untuk mencapaimu; atau Dia jadikan dirimu tidak mengacuhkannya; atau Dia jadikan engkau hendak melakukannya, namun Dia membuatmu mengalami insiden yang memalingkanmu dari kemaksiatan itu!

📌 Semua hamba Allah mendapatkan dan melihat dengan penglihatan mereka berbagai kelembutan dari al-Lathif, Yang Mahalembut itu. Namun, mereka terkadang tidak menyadari dan beranggapan bahwa setiap ketetapan takdir yang dialami dengan penuh kelembutan itu semata-mata diupayakan oleh diri mereka sendiri.

📌 Ketika al-Lathif hendak mengeluarkan Yusuf ‘alaihi as-salam dari penjara, Dia tidak langsung meruntuhkan dinding penjara, tidak pula memerintahkan malaikat untuk mencabut nyawa orang-orang yang menzalimi beliau. Dia tidak mengizinkan petir dari langit menghancurkan jeruji-jeruji besi. Cukup Dia menjadikan sang Raja melihat suatu mimpi ketika tidur yang menjadi sebab yang lembut dan tersembunyi, sehingga dengan itulah Dia membebaskan Yusuf dari belenggu kezaliman.

📌 Demikian juga ketika al-Lathif hendak mengembalikan Musa ‘alaihi as-salam kepada sang ibunda, Dia tidak menjadikan peperangan yang dipimpin oleh para revolusioner Bani Israil untuk melawan tirani Fir’aun, di mana setelah itu setiap orang yang terzalimi akan kembali pada kehidupan semula. Tidak...tapi Dia menjadikan mulut Musa tidak menikmati susuan para ibu susu! Dengan hal yang tersembunyi inilah Allah mengembalikan Musa kepada sang ibunda setelah merasa dirinya tak berarti lagi karena kehilangan anak.

📌 Dialah Allah, al-Latfhif, yang dengan hal kecil Dia menetapkan kejadian-kejadian besar. Segala kehendak-Nya terlaksana dengan sempurna sesuai yang diinginkan-Nya. Sementara hambanya tak satu pun yang mengetahui apa yang akan terjadi.

📚 *Sumber: Li Annaka Allah (Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah) - Karena Engkau adalah Allah (Rihlah ke Langit Ketujuh) karya Ali al-Faifiy hafizhahullah*

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/526
📒 *Asy-Syaafi*

📌 Apakah rasa sakit melukaimu dan rasa perih meletihkanmu?

📌 Apakah penyakit menyadarkan dirimu bahwa hidup ini tidaklah pasti?

📌 Apakah engkau tidak suka ketika datang kontrol ke dokter; menelusuri koridor rumah sakit terasa melelahkanmu; dan di benakmu telah terbayang berbagai nama klinik lengkap dengan berbagai jadwal kontrol dan daftar penyakit yang terpampang?

📌 Jika demikian, bagaimana menurutmu jika saya menginformasikan kepadamu sesuatu yang akan menyegarkan jiwamu dari sakit dan letih?

📌 Hal itu adalah nama Allah, asy-Syaafi, Yang Maha Menyembuhkan.

📌 Berikan waktu pada jiwamu yang letih untuk sejenak mengambil nafas, agar engkau dapat membaca nama Allah ini, di mana kandungan nama ini akan engkau ketahui setelah naungannya nampak sesuai kadar kebutuhanmu terhadapnya.


📒 *Dia menyembuhkanmu tanpa sebab!*

📌 Karena dia adalah asy-Syaafi, Yang Maha Menyembuhkan, maka...

📌 Dia menyembuhkanmu dengan suatu sebab...

📌 Dia menyembuhkanmu dengan suatu sebab yang engkau pandang pengaruhnya begitu lemah...

📌 Dia menyembuhkanmu dengan suatu sebab yang engkau pandang begitu asing....

📌 Dia menyembuhkanmu dengan sesuatu yang dalam pandanganmu hal itu bukanlah sebab...

📌 Dan dia pun menyembuhkanmu tanpa sebab!

📌 Dia menyembuhkan dengan rerumputan herbal. Dia menyembuhkan dengan satu obat atau kombinasi dari sejumlah obat. Dia menyembuhkan dengan makanan. Dan dia menyembuhkan dengan air...

📌 Salah satu kisah menakjubkan yang pernah aku baca adalah kisah seorang anak kecil yang mengalami TBC dan penyakit lainnya. Para dokter yakin bahwa usianya tak lama lagi akan berakhir. Mereka menyarankan pada ayah sang anak untuk membawanya ke pedesaan sehingga dia dapat menikmati hawa pedesaan yang lembut dan pemandangan yang alami di akhir usianya.

📌 Tatkala sang anak tengah berjalan dan sepotong kue dingin berada di tangannya, tiba-tiba seorang lelaki asing menghampirinya, melihat kedua mata sang anak yang lemah, dan bertanya, _“Apakah engkau ingin hidup, wahai anakku?”._

Anak itu menganggukkan kepala pertanda setuju.

Kemudian lelaki tadi berkata, _“Bagaimana engkau bisa hidup sementara engkau memakan ‘makanan mati’? Engkau harus mengonsumsi makanan hidup (living food) berupa daging, sayuran, dan segala apa yang diciptakan Allah di alam, makanan yang kehangatan tanah dan pengaruh kehidupan masih terasa di dalamnya (masih segar)!”_

Sang anak pun berkata, _“Nasihat lelaki itu diiyakan dan disetujui oleh hatiku. Saat itu saya hanya mengonsumsi makanan hidup, makanan yang di dalamnya terkandung kesegaran hidup yang berdenyut, baik berupa daging dengan berbagai jenisnya, sayuran dengan berbagai bentuknya, nasi hangat yang baru panen dari sawah, dan buah-buahan yang segar.”_

Anak itu melanjutkan, _“Kesehatanku pun membaik, fisikku pun meningkat. Hal itulah yang mendorong ayahku untuk membawaku ke rumah sakit. Dan setelah melakukan pemeriksaan dan analisa, para dokter pun tercengang, mereka menyatakan bahwa penyakitku telah hilang sama sekali!!”_

📌 Kisah ini diceritakan sendiri oleh sang anak setelah dia beranjak dewasa dan menjadi ahli nutrisi terkenal di dunia. Dia bernama Gayelord Hauser. Kisahnya tertuang dalam buku “al-Ghidza Yashna’ al-Mu’jizaat”.

📌 Betul, para dokter telah memvonis bahwa tak lama lagi dia akan meninggal. Akan tetapi Allah, Sang Pemilik kekuasaan belum memvonisnya dengan hal yang sama.

📌 Benar, para dokter ingin agar dia menghabiskan sisa hidupnya di pedesaan. Namun, Allah tidak menginginkan hal itu.

📌 Betul, para dokter lemah untuk menyembuhkannya. Akan tetapi Allah adalah Dzat yang tidak lemah dan sekali-kali tak akan pernah lemah.

📚 *Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah (Karena Engkau adalah Allah-Rihlah ke Langit Ketujuh).*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/539
*Engkau tak mengetahui!*

📌 Siapakah yang menitipkan kesembuhan dalam sayuran, daging, tanaman, dan segala hal lainnya pada makanan yang dikonsumsi oleh seorang yang fakir di dunia ini?

📌 Mungkin saja engkau mengalami penyakit, sementara engkau tidak tahu...atau engkau menyantap makanan yang mengandung obat bagi penyakitmu dan engkau pun tak mengetahuinya...boleh jadi engkau sedang sakit dan Dia pun menyembuhkanmu, sementara engkau sama sekali tak tahu sakit dan kesembuhanmu itu!!

📌 Terkadang Allah subhanahu wa ta’ala menempatkan kesembuhan penyakit pada air. Setiap dari kita menghafal hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa,

زَمْزَمُ لِمَا شُرِبَ لَهُ

_“Air zamzam itu menurut apa yang diinginkan peminumnya.”_ [Hasan. HR. Ahmad; Ibnu Majah; al-Hakim].

📌 dan air zamzam adalah,

إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ وَهِيَ طَعَامُ طٌعْمٍ، وَشِفَاءُ سُقْمِ

_“Air yang diberkahi, merupakan makanan yang mengenyangkan dan obat bagi penyakit.”_ [Shahih. HR. al-Baihaqi; ath-Thabrani; ath-Thayalisi].

📌 Betapa banyak mereka yang telah mengurus karena sakit, kemudian dia meminum air zamzam yang berberkah ini dengan rutin, akhirnya sembuh dengan seizin Allah.

📌 Setiap orang yang meninjau hadits-hadits yang mengulas tentang pengobatan, niscaya akan menemukan obat-obatan nabawi yang sedemikian banyak. Sebagian obat tersebut dikumpulkan dan diulas oleh Ibnu al-Qayyim dalam bukunya ath-Thibb an-Nabawiy.

📌 Sebagai contoh, namun tidak membatasi, di antara obat nabawi adalah kayu cendana _(Saussurea costus)_; susu sapi dan lemaknya; _sanaa_ dan _sanuut_ (jinten putih); _habbah as-sauda_ (jinten hitam); talbinah; serta _qiyam al-lail_ (menghidupkan malam dengan ibadah);...semua hal itu diterangkan dalam hadits-hadits shahih.

📌 Dan Dia-lah Allah, _asy-Syaafi_, Yang Mahamenyembuhkan, yang juga menyembuhkan penyakit dengan sebab kesabaran pada diri hamba-Nya, menyembuhkan dengan sebab do’a permohonan hamba-Nya, menyembuhkan dengan sebab sedekah, menyembuhkan dengan sebab istighfar, menyembuhkan dengan sebab taubat, menyembuhkan dengan sebab ridha, dan Dia pun mampu menyembuhkan tanpa sebab apa pun!

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa' as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/545
*Dan cahaya itu pun kembali...*

📌 Seorang pria mendatangi kami di Kantor Urusan Agama Rumah Sakit Raja Abdul Aziz di Tabuk. Kegelisahan tengah merajut awan hitam di wajahnya. Pada saat itu, kami berusaha keras mencari secercah senyuman di wajahnya. *Dia menyampaikan kepada kami bahwa anaknya tengah tertidur di lantai atas. Dia telah mengalami kecelakaan sehingga hilanglah penglihatannya!!*

📌 Mendengar hal itu kami begitu terkejut...bagaimana pula dengan keterkejutan yang dialami hati bapak ini?

📌 Dia berkata dengan harap, _“Saya ingin salah seorang di antara kalian pergi bersamaku untuk meruqyahnya. Semoga Allah berkenan menyembuhkannya...”_

📌 Rekanku pun segera bersiap dan pergi mengikuti beliau. Dan setelah sejam berlalu, rekanku kembali dan menginformasikan bahwa dia telah meruqyah anak tersebut. Setelah selesai meruqyah, dia berbincang dengan sang ayah, memberikan motivasi untuk bersabar, dan memberitahukan sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi,

داووا مرضاكم بالصدقة

_“Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kamu dengan bersedekah.”_*

📌 Rekanku menyampaikan bahwa sang ayah mengeluarkan 500 riyal dari sakunya dan berkata kepadanya agar uang tersebut disedekahkan dengan niat untuk kesembuhan anaknya...

📌 Setelah dua hari berlalu...sang ayah menemui kami dengan raut wajah yang berbeda. Dia meminta rekanku untuk menemaninya...

📌 Dan setelah setengah jam rekanku kembali dengan wajah yang gembira. Dia berkata, _“Saya membawa kabar gembira untukmu.”_

📌 Rekanku memberitahukan bahwa dia melihat sesuatu dari cahaya yang ada di kamar sang anak! Dia mengatakan bahwa tadi sang ayah memberikannya uang sejumlah 1.000 riyal untuk disedekahkan. Saat itu adalah akhir pekan, di hari Sabtu, rekanku bercerita bahwa sang ayah mendatanginya dan mengajaknya ke kamar sang anak. Dan saya tidak percaya ketika rekanku memberitahukan bahwa anak itu telah kembali melihat seperti sedia kala!! Penglihatannya telah kembali dan kembali menyaksikan kehidupan...

📌 Siapakah yang menyembuhkannya? Siapakah yang menetapkan kehidupan bagi kedua penglihatannya? Siapakah yang mengembalikan cahaya kepada kedua matanya?

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

_“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" maka terjadilah ia.”_ [Yasin: 82].

📌 Mahasuci Allah, Dia berfirman pada penglihatannya, “Kembalilah”, maka kembalilah ia!

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/560
*Kembalilah kepada-Nya...*

📌 Tak ada yang diinginkan-Nya selain engkau kembali kepada-Nya...tak ada yang lain selain engkau mencari jalan yang mengantarkan kepada-Nya...

📌 Kembalilah kepada-Nya dengan rasa ridha; kembalilah kepada-Nya dengan bersujud; kembalilah kepada-Nya dengan bertaubat; kembalilah kepada-Nya dengan beristighfar; kembalilah kepada-Nya dengan bersedekah; kembalilah kepada-Nya dengan mengakui dosa-dosamu...

📌 Ketuk pintu-Nya...kemudian nantikanlah kesembuhan dari-Nya...

📌 Tak satu pun rumah sakit di dunia ini yang mampu menyembuhkanmu jika Allah tidak mengizinkan...

📌 Tak satu pun dokter di alam ini yang mampu mendiagnosa penyakitmu kecuali atas kehendak Allah...

*Ada sebuah cerita...*

📌 Seorang hartawan mengalami gagal ginjal. Dia dan anak-anaknya memutuskan pergi ke Mesir untuk melakukan transplantasi ginjal...

📌 Anak-anaknya telah menjalin kesepakatan dengan keluarga seorang anak perempuan yang akan mendonorkan ginjalnya demi uang sebesar 100.000 riyal.

📌 Di pagi hari semua pihak telah berada di rumah sakit. Sesaat sebelum operasi dimulai, orang itu meminta untuk bertemu dengan anak perempuan yang telah setuju menjual ginjal kepadanya. Anak itu masuk ke dalam kamar dan menemuinya dengan malu.

📌 Orang itu bertanya, _“Apakah yang mendorongmu untuk menjual ginjalmu kepada lelaki renta seperti diriku?”_

📌 Anak perempuan itu menjawab, _“Karena aku butuh! Keluargaku fakir.dan kakak perempuanku tengah menjalani kuliah di universitas. Saya berkewajiban melakukan sesuatu untuk membantu mereka!!”_

📌 Jawaban anak itu seakan-akan menampar wajah orang itu dan membangunkannya dari tidur! Dia lupa akan sirkulasi abnormal dari darah kotor di dalam tubuhnya.

📌 Dia bertanya-tanya pada diri sendiri, _“Apakah dapat dinalar seseorang tidak butuh pada salah satu organ tubuhnya, tidak butuh pada salah satu bagian kehidupannya, dikorbankan agar bisa makan, dijual agar bisa hidup?”_

📌 Orang itu segera memanggil anak-anaknya. Ketika mereka semua berkumpul menemuinya, orang itu memerintahkan agar mereka kembali membawa dirinya ke Arab Saudi, dia tidak berpikiran lagi untuk melakukan transplantasi itu!! Dan orang itu memberitahukan kepada mereka agar uang sebesar 100.000 riyal tetap diberikan kepada anak perempuan tadi sebagai sedekah...jangan mengurangi sepeser riyal pun dari uang tersebut! Dan setelah melewati pertengkaran dan perbincangan yang alot...akhirnya anak-anak orang itu bisa menerima keputusan sang ayah.

📌 Setelah kembali ke Arab Saudi, orang itu pun kembali ke ruah sakit seperti biasa untuk melakukan cuci darah. Dan ketika melakukan pemeriksaan rutin, dengan rasa takjub, para dokter mendeteksi bahwa ginjal orang itu kembali bekerja dengan normal!

📌 Demikianlah...kekuasaan Sang Raja Diraja untuk menyembuhkan... penyembuhan-Nya terkadang tidaklah membutuhkan pisau bedah. Sesungguhnya Dia, Sang Raja yang melihat dari kerajaan-Nya yang tinggi, kemudian menyembuhkan mereka yang sakit; membahagiakan mereka yang kesusahan; mengembalikan mereka yang pergi dari keluarganya; memulihkan mereka yang terluka...

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/562
*Perhatikan...*

Inilah bapak para nabi, Ibrahim ‘alaihi as-salam, yang datang menghadap Rabb-nya dengan membawa hati yang selamat _(qalbun salim)._ Selamat dari berbagai noda kesyirikan yang terkadang menyerang hati yang lemah iman. Beliau ‘alaihi as-salam mengucapkan perkataan yang dapat dijadikan pelajaran bagi orang yang beriman bahwa tak ada yang patut dijadikan sandaran kecuali hanya Allah, al-Hayyu, Dzat yang tidak akan pernah mati. Beliau mengatakan sebuah perkataan yang diabadikan dalam al-Quran,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

_“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku.”_ [As Syu’araa: 80].

Dia-lah semata, tak ada selain-Nya yang menyembuhkanku.

Perhatikan...

Pada dasarnya engkau tidak butuh pada selain-Nya jika Dia ingin menyembuhkanmu. Dan yang lain itu pun tak akan mampu memberi manfaat kepadamu jika hal itu tidak diinginkan-Nya!

Penyakit cacar telah menggerogoti tubuh Ayyub ‘alaihi as-salam. Keluarga meninggalkannya. Habis pulalah hartanya. Orang terdekat yang paling optimis pun telah pupus harapan akan kesembuhannya. Meski demikian, Ayyub ‘alaihi as-salam tetap bersabar dan berharap pahala!
Sementara dia menundukkan kepala, terus memohon pada Sang Pelindung, komplikasi penyakit semakin mengganas di dalam tubuhnya. Dan setelah ujian itu dialami bertahun-tahun, terucaplah dari kedua bibirnya do’a yang menyentuh, do’a yang dipanjatkan ketika dia menunduk dengan penuh perendahan diri di hadapan Rabb-nya, do’a yang penuh dengan keyakinan, di mana dia mengucapkan,

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

_“(Ya Rabb-ku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Rabb Yang MahaPenyayang dari semua yang penyayang.”_ [al-Anbiya: 83].

Dan pintu-pintu langit pun terbuka mencurahkan rahmat...

Ketetapan yang agung pun turun dari langit ketujuh demi membebaskan kesulitan yang dialami oleh Ayyub ‘alahi as-salam...

Sakit yang dialami selama bertahun-tahun dalam sekejap, berganti dengan kesembuhan...karena itu...

Kenapa engkau pergi kepada selain-Nya?

Kenapa engkau berlindung kepada selain-Nya?

Kenapa engkau bersandar dan yakin pada mereka yang bergerak di sekelilingmu, yang kelak juga akan mati, sementara engkau melupakan asy-Syaafi, al-Hayyu, Dzat yang takkan perah mati?

Siapa yang telah memperdayaimu bahwa kesembuhan datang dari jalan selain-Nya?

Betapa cepat kehidupan ini melenakanmu, sedang engkau lupa pada Dzat yang telah mengeluarkanmu dari perut ibumu. Dia pula yang menciptakan rezeki yang baik berupa nutrisi ASI. Yang mengajarkanmu di di saat bayi untuk menggerakkan kedua bibir agar bisa menyusu pada ibumu?

Lupakah engkau pada Dzat yang telah menjadikan rasa sayang pada diri wanita yang menjadi ibumu agar dapat melindungi dan merawatmu?

Begitu cepatkah engkau melupakan-Nya?

Atau apakah memang demikian anggapanmu selama ini, bahwa engkau tidak membutuhkan-Nya?

Dia-lah Allah, Dzat yang Mahasuci, dengan sakit itu dia berusaha untuk mengingatkan dirimu, seolah-olah hendak berpesan di saat engkau terbaring lemah, _“Kembalilah kepadaku. Sebagaimana Aku telah menciptakanmu dari ketiadaan. Aku-lah semata yang mampu mengangkat penyakit itu dari tubuhmu!”_

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat

https://t.me/ayobelajartauhid/598
*Ridha*

Boleh jadi, tanpa engkau menyangka, obat itu lebih dekat dengan dirimu!

Inilah Ayyub ‘alaihi as-salam yang diperintahkan untuk menghantamkan kakinya ke bumi, sehingga keluarlah air yang sejuk untuk dipergunakan mandi dan minum.

Obat itu begitu dekat dengan dirinya, hanya kehendak Allah semata yang menghalangi hingga sebab-sebab datangnya penyembuhan tersempurnakan. Ketika Allah telah berkehendak, Ayyub ‘alaihi as-salam pun mengetahui di mana letak obat itu berada dan obat itu pun memberikan pengaruh yang efektif dengan seizin Allah.

Engkau tidak perlu pergi ke Washington, Paris, atau Cina. Insya Allah obatmu dekat. Cukup engkau hantarkan hatimu ke kota ar-Ridha.


دواؤك فيك وما تُبصر
وداؤك منك وما تَشعر

_Obat itu ada pada dirimu, namun engkau tak mengetahui_
_Dan penyakit itu berasal dari dirimu, namun engkau tak menyadari_

Jika engkau ridha atas ketetapan Allah, niscaya Allah akan membahagiakanmu.

Sakit adalah medan ujian terberat bagi sikap ridha. Apabila engkau menjawab ujian ini dengan keridhaan, niscaya seizin Allah hasilnya pun akan membuatmu ridha dan membahagiakanmu.

Sebagian orang mungkin bertanya, _“Bagaimana bisa Allah menjadikan seseorang itu ridha terhadap penyakit yang mengandung rasa sakit dan secara fitrah tidak disukai? Bagaimana bisa Allah menjadikan seseorang ridha terhadap sesuatu yang tidak disukainya?_

al-Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan,

لا تنافي في ذلك . فإنه يرضى به من جهة إفضائه إلى ما يحب . ويكرهه من جهة تألمه به ، كالدواء الكريه الذي يعلم أن فيه شفاءه . فإنه يجتمع فيه رضاه به ، وكراهته له

_“Tidak ada kontradiksi dalam hal itu. Karena dia tetap ridha dilihat dari sudut pandang bahwa hal itu mampu mengantarkan pada apa yang dicintai. Dan pada sudut pandang lain hal itu memang tidak disukai karena akan menyakitkan. Seperti halnya obat pahit yang diketahui mengandung kesembuhan, terkumpul sikap ridha dan benci (tidak suka) untuk mengonsumsi obat tersebut.”_ [Madarij as-Salikin].

Di antara tangismu ucapkanlah apa yang diperintahkan oleh Nabi kepada umatnya, yaitu ucapan,

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

_*Radhiitu billahi rabba; wa bil Islaami diina; wa bimuhammadir rasula.*_
_“Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku; Islam sebagai agamaku; dan Muhammad sebagai rasulku.”_ [HR. Abu Dawud].

Ucapkan perkataan itu dengan hatimu. Bahkan latih hatimu untuk tunduk terhadap kandungan maknanya. Bahkan cucilah hatimu dengan kandungan makna ucapan tersebut. Karena ridha terhadap ketetapan atau takdir Allah _(ridha ‘anillah)_ merupakan cabang dari ridha kepada Allah _(ridha billah)_...apabila engkau ridha kepada-Nya, niscaya Dia akan membahagiakanmu!

Jadikan hatimu bernafaskan ridha. Jadikan hatimu menikmati sikap ridha. Kemudian perhatikan tubuhmu, engkau akan melihat tanda-tanda kesembuhan menyelinap masuk ke dalam setiap area tubuhmu dengan seizin Allah...
Tangkupkan kedua tanganmu, panjatkan nama-Nya dalam do’amu, lalu usapkan ke tubuhmu, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan mengembalikan kesembuhan yang telah pergi dari dirimu!

Jadikanlah sakit sebagai awal dari suatu era baru yang di dalamnya engkau mengenal Rabb-mu, Allah melalui nama-Nya yang indah, asy-Syaafi, yang Mahamenyembuhkan.

*Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy hafizhahullah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/645
*Tawakkal, Oksigen Kehidupan*

Meskipun tak ada yang menzalimimu, tetaplah bertawakkal pada-Nya

Tawakkal bukanlah sekadar di saat engkau membutuhkan jalan keluar dari kezaliman. Bukan pula di saat engkau membutuhkan pertolongan ketika mengerjakan proyek.

Bukan!

Tawakkal adalah oksigen dalam kehidupanmu. Mampukah engkau hidup tanpa oksigen?!

Dalam urusan kesehatan... bertawakkallah kepada Allah...

Pasrahkan detak jantungmu...gerak-gerik anggota tubuhmu, aliran darah dalam pembuluhmu, dan perpindahan zat makanan dalam jasadmu kepada Allah...

Seandainya Allah tidak mengizinkan kelopak matamu berkedip, tentu matamu akan panas mengering!

Seandainya Allah tak mengizinkan lisanmu mengecap, tentu hidupmu terasa hambar!

Seandainya Allah tak mengizinkan kulitmu merasa, tentu dirimu kan hancur tanpa disadari!

Begitu pula...

Bertawakkallah kepada-Nya dalam memperbaiki anakmu...

_*Betapa sering engkau menyaksikan:*_

Anak-anak yang terdidik dalam lingkungan pesantren, pada akhirnya menjadi ateis?! _Wal 'iyadzu billah._

Anak-anak yang memperoleh kecukupan harta dan penjagaan dari orang tua, pada akhirnya terlantar?!

Anak-anak yang sangat diperhatikan oleh para saudaranya, pada akhirnya menyimpang?!

Allah semata yang mengetahui di mana bilik hidayah yang ada dalam hati anakmu. Mohonlah kepada-Nya agar memenuhi hatinya dengan iman.

Bertawakkallah kepada-Nya. Ucapkan dengan penuh ketundukan,

_"Ya Rabb, inilah anakku..._

_Engkau-lah Rabb-ku dan Rabb-nya._

_Tunjuki dan bimbinglah dia menuju ridha-Mu._

_Tolonglah aku dalam mendidiknya..._

_Ya Rabb, selamanya, aku tak kan mampu membimbingnya agar mau mengerjakan shalat jika Engkau tak menolongku..._

_Karena itu, tolonglah kami agar mampu selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan menyembah-Mu dengan baik._

- Ali al-Faifiy -

*Sumber: Liannaka Allah - Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/752
*Sebab yang menenangkan*

Tahukah mengapa engkau cukup bertawakkal kepada Allah semata?

Ada sebab yang menenangkan hati atas hal itu. Tidak lain karena Dia-lah yang memiliki langit dan bumi. Allah ta'ala berfirman,

وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا

_"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara."_ [an-Nisa:132].

Orang yang engkau takuti. Bukankah dia juga penghuni bumi ini? Karena itu dia adalah milik Allah. Allah ta'ala mengendalikan dan menguasai dirinya sepenuhnya.

Penyakit yang engkau derita dan belum engkau temui penyembuhnya. Bukankah juga berada di bumi? Karena itu dia berada dalam kendali Allah. Dia-lah, Allah ta'ala, Dzat yang Mahakuasa untuk memerintahkan penyakit itu agar meninggalkan jasadmu.

Bukankah segala penderitaan, kesedihan, kegelisahan, kekecewaan dan problematika hidup berada di bumi? Karena itu bertawakkallah pada Allah, Dzat yang memiliki bumi beserta isinya hingga dengan satu kalimat perintah-Nya, Dia menghilangkan semua problematika yang engkau hadapi.

Karena Allah adalah yang menciptakan segala sesuatu, Dia pula yang Mahakuasa untuk mengendalikan setiap aktivitas. Karena itulah kita bertawakkal kepada-Nya. Allah ta'ala berfirman,

ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ

_"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu."_ [az-Zumar:62].

Renungkan ucapan...

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

_"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."_ [Ali Imran: 173].

Hanya Allah semata Pelindung kita. Sebaik-baik Pelindung. Tak ada pelindung selain Allah yang lebih agung, mulia dan diharapkan daripada-Nya.

- Ali al-Faifiy -

*Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/777
*Hati-hati*

Hati-hati, jangan sampai engkau mengambil pelindung selain-Nya.

Hati-hati, jangan sampai engkau berlindung pada selain-Nya.

Jika engkau melakukan hal itu, kelemahan akan menimpamu, waswas akan menyerangmu. Kelak, hatimu bergantung pada cabang-cabang keduniaan.

Allah ta'ala berfirman,

أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا

"Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku." [al-Isra: 2].

Haram bagimu, mencari pelindung selain-Nya padahal Dia ada.

Haram bagimu, bersandar pada selain-Nya, padahal Dia adalah Yang Mahahidup.

Haram bagimu, berlindung pada selain-Nya, padahal Dia adalah Yang Mahamenjaga.

Bertawakkallah engkau kepada-Nya, karena Dia adalah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui. Dia mendengar segala sesuatu yang bergerak dalam kesunyian. Dia mengetahui segala hal yang bersembunyi di kegelapan. Bagaimana bisa engkau bertawakkal pada selain-Nya, padahal mereka tak mampu mendengar dan mengetahui itu semua.

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui." [al-Anfal: 62].

Orang zalim yang menyakitimu hanyalah makhluk dari Rabb yang akan melindungimu! Bertawakkallah kepada-Nya, niscaya Dia akan menolak gangguan orang itu dari dirimu. Ucapkan dengan penuh keyakinan,

إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabb-ku dan Rabb-mu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya." [Hud: 56].

Apabila setan yang memiliki beribu-ribu pasukan, kekuatan untuk membuat waswas, menakut-nakuti, memperdaya dan berbagai hal yang lain, tidak memiliki kuasa atas orang yang bertawakkal, bagaimana lagi dengan atasan, tetangga, amir atau seorang menteri sekalipun?

Allah berfirman,

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya." [an-Nahl: 99].

Ingatlah!

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." [ath-Thalaq: 3].

Engkau tak akan membutuhkan seorang pun selama engkau bersandar dan bertawakkal kepada-Nya, di mana engkau menjadikan Allah sebagai Penolong-mu di segala urusan.

Dia-lah yang akan mencukupi keperluanmu dan menolak segala keburukan dari dirimu...

Engkau, ya benar dirimu, jika penjagaan Allah tidak meliputi dirimu dari segala penjuru, niscaya engkau binasa...

Kehidupan adalah medan yang dipenuhi berbagai jenis penyakit, kegelisahan, tipu daya dan konspirasi, tanpa perlindungan-Nya, semua itu akan menghunjammu!

*Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/872
Apakah engkau merasa tak berdaya? Bahwa dunia beserta hiruk-pikuknya lebih besar darimu, bahwa engkau seolah-olah sehelai bulu yang diterbangkan oleh angin kehidupan yang senantiasa bergejolak?

Apakah engkau merasa seperti seekor burung yang tiada lagi bersayap, lemah, dan karenanya sangat membutuhkan bantuan?

Apakah engkau memiliki sesuatu yang engkau khawatirkan keselamatannya? Engkau ingin sesuatu itu berada dalam perlindungan seorang yang tidak akan menyia-nyiakannya? Entah sesuatu yang kau maksud itu adalah anak, harta, kesehatan, atau bahkan hidupmu?

Jika demikian, melangkahlah ke depan dan masuklah ke dalam naungan cahaya salah satu nama Allah, al-Wakiil, Yang Mahamemelihara.

Segera mulailah mengenal kandungan nama yang agung ini. Pahami seutuhnya. Istirahatkan jiwamu dari ketidakberdayaan, keresahan dan keterasingannya dengan menjadikannya berteduh dalam naungan nama Allah, al-Wakil.

*Jadikanlah Dia sebagai Pelindung*

al-Wakiil adalah Dzat yang semata-mata menjadi tempatmu bertawakkal; Dzat yang semata-mata menjadi tempat berlindungmu; Dzat yang semata-mata menjadi tempat kepercayaanmu. Semata-mata pada-Nya engkau menggantungkan seluruh harapan.

Setiap aktivitas yang engkau percayakan kepada Allah, pastilah di dalamnya terdapat kebaikan yang sempurna. Karena ketika engkau bertawakkal kepada Allah dalam aktivitas tersebut, hal ini berarti engkau telah menaruh kepercayan pada Dzat yang mengatur segala urusan, termasuk di antaranya pengaturan langit dan bumi, dalam menyempurnakan aktivitas tersebut. Dia-lah Dzat yang melindungi dan tak ada yang dapat berlindung dari siksa-Nya.

Allah al-Haq berfirman, menceritakan perihal diri-Nya,

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا

_“(Dia-lah) Rabb timur dan barat, tiada Sembahan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.”_
[al-Muzammil: 9].

Rabb timur dan barat memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya pelindung. Bukankah hal itu pertanda jaminan keberhasilan?

Cukup Dia ingin engkau mengucapkan dengan hatimu, _“Wahai Allah, Engkau-lah Pelindung-Ku!”_

Adakah di muka bumi seorang kaya, yang memerintahkanmu agar hanya kepadanya saja engkau meminta pertolongan? Hanya kepadanya engkau memasrahkan urusan? Hanya kepadanya engkau meminta perlindungan? Selamanya tak akan ada orang yang demikian itu! Karena tak satupun manusia yang mampu menjaga dan melindungimu dari segala sesuatu yang membahayakan serta menolongmu dalam setiap urusan. Hanya Allah semata yang mampu menjamin, berbuat dan melakukan itu semua!

Tawakkal adalah keyakinan hati yang menggiringmu untuk berjalan di bawah naungan besar yang akan menjagamu dari panas kegelisahan, hujan tipu daya, dan angin kehidupan dunia yang berkecamuk. Orang yang diharamkan dari kebaikan adalah dia yang tidak mempercayai akan naungan tersebut dan tidak berupaya untuk berjalan di bawah naungannya.

Allah, Sang Raja Diraja telah memerintahkanmu untuk menjadikan-Nya sebagai Pelindung. Di mana engkau menempatkan segala kebutuhanmu di hadapan-Nya agar hanya Dia yang memenuhinya. Engkau berlindung kepada-Nya, sehingga Dia mencegah anak panah tipu muslihat agar tidak mengenaimu. Engkau menyerahkan segala urusanmu kepada-Nya hingga Dia menyempurnakan urusan itu dengan kondisi yang sempurna dan tepat.

-bersambung-

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1848
-lanjutan-

Pertanyaannya adalah, “Apa yang membuatmu menunggu?” Apakah sesuatu yang lain itu, yang membuat dirimu tidak menerima keutamaan di atas? Siapakah selain Dia yang akan memberimu melebihi keistimewaan di atas?

Sungguh kita begitu bergantung pada makhluk, yang sama-sama tercipta dari tanah, pada derajat yang mengkhawatirkan!

Bacalah firman-Nya!

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ

_“Dan bertawakallah kepada (Allah) yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud."_ ([asy-Syuara: 217-219].

Apakah urusan, permasalahan, dan kesedihan yang begitu besar, pelik, dan mendalam yang dapat menyulitkan Allah , Rabb Pemilik kemuliaan? Kemuliaan itu sendiri, Dia-lah yang memilikinya. Segala kemuliaan yang engkau pandang, dengar dan ketahui, Dia-lah yang memilikinya. Bagaimana mungkin segenap permasalahanmu akan terasa sulit di hadapan Rabb, Pemilik segala kemuliaan, kesombongan, dan keagungan?!

📚 *Sumber: Liannaka Allah-Rihlah ilaa as-Samaa as-Saabi'ah (Karena Engkau adalah Allah-Rihlah ke Langit Ketujuh) karya Ali al-Faifiy.*

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1849
Asy Syakur (Yang Mahabersyukur)

🔸 Hal yang kerap engkau alami. Engkau berbuat baik pada orang lain, namun dia menyangkal? Dia langsung melupakannya! Kebaikan itu sedikit pun tak berpengaruh pada roman wajahnya. Dia tetap membisu!

🔹 Tentu pengalaman yang menyakitkan...

🔸 Kehidupan di dunia penuh dengan mereka yang tidak mengenal kata “terima kasih”. Mereka yang tak mampu mengucapkan, “Semoga Allah membalas kebaikanmu”. Senyuman, tanda terima kasih, seakan-akan barang yang hilang di sisi mereka!

🔹 Tinggalkan mereka! Umurmu begitu berharga jika dihabiskan untuk mencela mereka atau memikirkan istana penyangkalan yang memang menjadi sarang dalam kehidupan mereka!

🔸 Alihkan hatimu pada Allah, asy-Syakur, Yang Mahabersyukur agar engkau dapat menghidupkan kembali bunga-bunga hati yang telah dimusnahkan oleh mereka...

🔹 Hiduplah bersama kandungan nama asy-Syakur. Hayati naungan nama yang agung ini. Hapuskanlah karut-marut kehidupan yang melelahkan dengan nama yang mulia ini...

Jika memberi, Dia mengejutkanmu

Allah ta’ala bersyukur atas amal shalih yang telah dikerjakan hamba-Nya. Kata “amal shalih” tidak memiliki batasan. Keagungan dan keluasannya seakan-akan memenuhi ruang yang terbentang antara langit dan bumi!

Dia-lah Allah ta’ala yang memerintahkanmu beramal shalih yang di dalamnya terkandung kebaikan bagi kehidupan dunia dan akhiratmu.

Karena itu, sebenarnya engkaulah yang mesti bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya karena telah membimbingmu untuk beramal shalih, memudahkanmu beramal shalih, memperbaiki kondisimu dengan amal shalih itu. Bukankah demikian? Akan tetapi dengan kedermawanan-Nya, justru Dia yang bersyukur dan berterima kasih kepadamu atas amal shalih itu!

Adakah kedermawanan yang seperti ini? Adakah kemurahan hati yang mendekati hal ini?

Bagaimana Dia berterima kasih kepadamu?

Pertanyaan di atas akan menghabiskan umur tanpa terjawab...
Sebagaimana Dzat Allah yang tak dapat terjangkau oleh mata, demikian pula nama dan sifat-Nya tak mampu terjangkau gambaran dan hakikatnya oleh akal...
Namun, dalam rangka tafakkur dan tadabbur, kita berusaha mengeksplorasi kandungan nama agung ini sehingga memperjelas naungan-Nya dalam kehidupan kita...

Di antara bentuk terima kasih Allah kepadamu adalah:

1⃣ Dia mengampuni dosa dan menutup aib...

2⃣ Dia menyempurnakan berbagai bentuk kebaikan dan melipatgandakan pahalanya...

3⃣ Dia memberikan kesehatan, keselamatan, anak, harta, dan kehidupan yang tenteram...

4⃣ Dia menganugerahimu nama dan reputasi yang baik...

5⃣ Dia mengabulkan permintaanmu, membuatmu merasa kedekatan-Nya, memberikanmu kebahagiaan...

6⃣ Dia menyembuhkanmu dari berbagai penyakit, padahal banyak orang lain yang tidak selamat darinya...

7⃣ Dia menyingkirkan berbagai musibah darimu yang apabila dialami oleh orang lain niscaya mereka akan melemah...

8⃣ Dia yang membimbingmu pada jalan yang haq, sementara begitu banyak orang yang tersesat darinya...

9⃣ Dia yang meneguhkanmu di atas jalan hidayah, padahal begitu banyak hati orang-orang yang lebih cerdas, alim, dan senior dalam keislaman daripada dirimu yang menyimpang dari jalan tersebut!

Sumber: Liannaka Allah Rihlah ila as-Samaa as-Saabi'ah karya Ali al-Faifiy

_Silakan disebarluaskan_

#makrifatullah #asma_wa_shifat #rihlah_ke_langit_ketujuh

https://t.me/ayobelajartauhid/1872
Renungkan firman Allah,
.
وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
Dan Dia-lah Yang Maha Membuka Pintu-Pintu Kebaikan lagi Yang Maha Mengetahui.” [QS Sabaa’:26].
.
Salah satu makna yang terkandung dalam nama Allah, al-Fattah adalah segala pintu kebaikan itu tertutup hingga Allah yang membukanya bagi para hamba. Hadirkan makna ini dalam hati anda ketika berdo'a kepada-Nya dengan menggunakan nama al-Fattah.
.
#tauhid #asma_wa_shifat
Tauhid merupakan nikmat terbesar yang dianugerahkan Allah ta’ala kepada hamba.

Di awal surat an-Nahl yang juga dinamakan surat an-Ni’am (Berbagai Kenikmatan), Allah ta’ala berfirman,

يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ

“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Sembahan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku". [QS. An-Nahl:2]

Inilah kenikmatan pertama yang disebutkan dalam surat tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa taufik untuk bertauhid merupakan kenikmatan terbesar yang disempurnakan Allah bagi hamba sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةًۗ

“Dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” [QS. Luqman:20]

Mujahid rahimahullah menafsirkan bahwa kenikmatan yang dimaksud dalam ayat di atas adalah kalimat laa ilaha illallah[1].

Sedangkan Sufyan ibn Uyainah rahimahullah menyatakan,

مَا أنْعَمَ الله على العِبادِ نِعْمَةً أعْظَمَ من أنْ عرّفَهُم لا إلَهَ إلّا الله

“Tak ada kenikmatan yang dianugerahkan Allah kepada hamba melebihi anugerah makrifat terhadap esensi laa ilaha illallah.”[2]

[1] HR. Sa’id ibn Manshur dalam as-Sunan (1730).
[2] Lihat: Kalimat al-Ikhlas hal. 53 karya Ibnu Rajab.

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr dalam Ahadits Ishlah al-Qulub

#tauhid #asma_wa_shifat